Sabtu, 20 April 2013



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“ENZIM”



OLEH

Nama                                             : Asima Rohana Sinaga
NPM                                              : EG011008
Program Studi                              : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                                      : II (dua)
Hari/jam                                        : Jum’at/14.00 WIB
Tanggal                                          : 21 Desember 2012
Nama Asisten                                : 1.Meiddi Rahmanto
                                                          2.Sukriyanto
DOSEN                                          : Dra. Devi Silsia, M.Si
    Objek Praktikum                          : ENZIM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
DAFTAR ISI

Halaman Judul  ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2-7
BAB III METODOLOGI ............................................................................. 8-10
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................... 8
3.2 Prosedur Percobaan.................................................................................... 9-10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 11-13
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 11
4.2 Pembahasan................................................................................................ 12-13
BAB V PENUTUP......................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 14
5.2 Saran........................................................................................................... 14
Jawaban Pertanyaan ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Enzim merupakan salah satu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu lah kita mengetahui segala sesuatu tentang enzim tersebut. Dalam kehidupan enzim dikenal sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi atau juga dapat menghambat reaksi. Tergantung dengan kebutuhan reaksi yang diperlukan.
Enzim adalah suatu protein yang memiliki sisi aktif, sehingga dapat berperan sebagai biokatalisator, dimana biokatalisator merupakan yang dapat mempercepat reaksi dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Struktur enzim tidak berubah sebelum dan sesudah reaksi.
Mahkluk hidup dapat menggunakan dan memeperoleh energi dengan cepat karena adanya katalis biologis yang disebut enzim. Seperti juga katalis organik, maka enzim akan mengubah kecepatan suatu reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan akhir. Enzim ini hanya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil untuk mengubah sejumlah molekul. Namun tidak seperti halnya dengan katalis an-organik, enzim memiliki spesiofikasi yang sangat sempit yaitu mereka hanya mengkatalis reaksi tertentu saja atau pada keadaan tertentu hanya untuk satu reaksi saja. Enzim juga bekerja pada pH tertentu, suhu substrat, dan adanya kofaktor tertentu dan sebagainya. Sifat-sifat ini akan ditunjukkan pada percobaan-percobaan praktikum.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif enzim amilase dan aktivitasnya.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) reaksi tersebut berjalan lambat. Berbagai reaksi kimia metabolis di dalam tubuh Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) Reaksi kimia tetap berlangsung tanpa enzim. Namunorganisme dapat berlangsung dengan cepat karena sel organisme tersebut menghasilkan enzim. Misalnya saja kita yang dapat menyimpan larutan glukosa dalam jangka waktu tak terbatas bila disimpan di dalam botol yang terjaga kondisinya dan tidak tercemar oleh jamur atau bakteri. Larutan glukosa tersebut akan terurai bila berada di dalam sitoplasma sel. Reaksi kimia di dalam sel dilakukan oleh enzim yang termasuk ke dalam golongan katalis. Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi dengan energi aktivasi tanpa mengubah hasil akhir (produk). Enzim tidak ikut serta dalam pengubahan suatu zat (reaksi), tetapi zat tersebut sibuat berulang kali untuk mempercepat reaksi. Enzim adalah katalis protein yang dihasilkan oleh sel. Zat tersebut mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Enzim bekerja pada perangkat substrat (reaktan) dan mengubahnya menjadi suatu perangkat hasil (produk). Daerah pada enzim yang mengikat suatu substrat adalah sisi aktif (tempat aktif). Tingkat kekhhususan yang tinggi memungkinkan sel mengendalikan reaksi-reaksi metabolisme dengan mengatur bentuk dan jumlah enzim yang dihasilkan. Beberapa enzim bersifat sangat spesifik, yaitu hanya mengkatalis suatu reaksi kimia tertentu. Tetapi pada umumnya enzim tidak begitu spesifik dan akan menguraikan zat-zat lain yang mesih berkerabat (berhubungan), misalnya lipase yang dapat bekerja pada sejumlah besar lemak. 

Ciri-ciri enzim yaitu sebagai berikut:
a.       Enzim terbina daripada protein yang dihasilkan oleh sel hidup.
b.      Tindakan enzim spesifik. Setiap jenis enzim hanya bertindak balas dengan substrat tertentu sahaja. Contoh: enzim sukrase hanya boleh berindak balas dengan sukrosa tetapi tidak boleh bertindak balas dengan maltosa walaupun kedua-duanya adalah gula.
c.       Tindak balas enzim boleh berbalik. Arah tindak balas bergantung kepada jumlah substrat dan hasil yang ada. Tindak balas penguraian lemak akan berlaku dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri sehingga keseimbangan tercapai antara kedua-dua substrat.
d.      Enzim diperlukan dalam kuantitas yang kecil. Sedikit enzim akan memangkinkan satu bilangan besar tindak balas biokimia yang sama.
e.       Enzim tidak boleh dimusnahkan selepas tindak balas biokimia selesai. Oleh itu, enzim boleh digunakan berulang kali.
Cara kerja enzim ada dua yaitu: model kunci gembok, enzim dimisalkan sebagai sebuah gembok karena memiliki sebuah bagian kesil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian tersebut disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim.  Induksi pas, pada model ini, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk sesuai dengan berntuk substrat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a.       Temperatur, karena enzim tersusun dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperatur. Temperatur yang tinggi dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah 30-40oC. Kebanyaka enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai sekitar 0oC, namun enzim tidak rusak. Bila suhu normal kembali, maka enzim akn aktif kembali. Enzim tahan pada suhu rendah, namun rusak di atas suhu 50oC.
b.      Perubahan pH, karena dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci apda saat sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. pH enzim optimum berbeda-beda tergantung jenis enzimnya.
c.       Konsentrasi enzim dan substrat, perbandingan jumalh antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat dan bahkan ada substrat yang terkatalisasi. Semakin banyak enzim maka reaksi akan semakin cepat.
d.      Inhibitor enzim, merupakan penghambat kerja enzim. Jika inhibitor ditambahkan ke dalam campuran enzim dan substrat, kecepatan reaksi akan turun. Cara kerja inhibitor ini adalah berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu berikatan dengan substrat. Inhibitor enzim ada dua, yaitu:
·                                  Inhibitor kompetitif di mana zat pernghambatnya mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat. Dengan demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing untuk bergabung dengan sisia aktif enzim. Jika zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim, maka substrat tidak bisa lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.
·                                  Inhibitor nonkompetitif di mana substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim inhibitor, karena sisia ktif enzim berubah.

Ada 2 (dua) cara kerja enzim :
1.      Lock and key (gembok dan anak kunci)
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif ini sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim.
2.      Induced fit (induksi pas)
Sisi aktif enzim merupakan bentuk yang tidak kaku (fleksibel). Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif berubah bentuk sesuai dengan bentuk substrat kemudian terbentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat produk sudah terlepas dari kompleks, maka enzim lepas dan kembali bereaksi dengan substrat yang lain. Enzim bekerja dengan cara mengkatalis reaksi sehingga meningkatkan kecepatan reaksi yang dilakukan dengan menurunkan energi aktivasi (energi yang dibutuhkan untuk reaksi).

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1.       Suhu, semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat
2.       pH, pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya
3.       Konsentrasi substart, semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4.       Konsentrasi enzim, semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim
5.       Adanya aktivator. Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim
6.       Adanya inhibitor, inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan  yang digunakan :

·         Pereaksi biuret
·         HCl
·         Asam sulfat pekat
·         Aquades
·         Kapas
·         Amilum/kanji
·         Asam asetat
·         Pereaksi molisch
·         Larutan glikogen
·         Asam fosfat
·         Air liur


Alat  yang digunakan :

·         Tabung reaksi
·         Penangas air
·         Gelas ukur 50 ml
·         Pipet ukur 5 ml
·         Kertas pH indikator universal
·         Pipet ukur 10 ml
·         Rak tabung reaksi
·         Gelas piala 50 ml
·         Penjepit tabung reaksi.


3.2 Prosedur Kerja
Sifat Susunan air Liur
Bersihkan rongga mulut anda dengan cara berkumur-kumur beberapa kali. Kunyah sepotong lilin atau kapas atau kertas kering yang dibasahi sedikit dengan asam asetat encer, maksudnya untuk menstimulasi produksi air liur (saliva). Kumpulkan air liur anda ini dalam gelas piala sampai 50 ml dan saring dengan bulu gelas.
Uji air liur ini terhadap :
·         Uji dengan pereaksi biuret
·         Uji dengan pereaksi molisch

Hidrolisa Pati Oleh Amilase Air Liur
Tambahakan 2 ml air liur dari hasil percobaan I diatas pada 10 ml larutan pati atau kanji 1 % dan kocok lalu simpan pad 37 . Catat kapan terlihatnya opalesen dan berubahnya kekentalan, setiap selangsatu menit pindahkan satu tetes kepapan porselin (papan uji dan tetesi dengan pereaksi iodium. Catat pada menit keberapa timbul warna biru, warna kecoklat-coklatan dan kapan tidak memeperlihatkan perubahan warna lagi (ingat pereaksi iodium sendiri berwarna kecoklat-coklatan). Saat pereaksi iodium tidak positif lagi disebut titik akhromatik.
Bandingkan waktu anda temukan sampai tidak memperlihatkan warna positif dengan pereaksi yodium dengan waktu yang ditemukan oleh sekelompok lain jika percobaan ini dilakukan pad waktu dan cara yang sama, apakah hasilnya juga akan sama? Bagaimanakah komentar anda?

























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
SIFAT SUSUNAN AIR LIUR
Uji molisch
·         Tidak terbentuk warna ungu
·         Enzim amilase (air liur) tidak mengandung karbohidrat.
Uji Biuret
·         Terbentuk warna biru (dipeptida)
·         Enzim amilase (air liur) mengandung protein)

Hidrolisa Pati Oleh Amilase Air Liur
·         Dalam waktu 3 menit air liur yang sudah diteteskan iodium memeperlihatkan perubahan warna menjadi kecoklatan.
·         Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik.
                                                      
·         Dalam waktu 3 menit air liur yang sudah diteteskan iodium memperlihatkan perubahan warna menjadi coklat.
·         Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik

·         Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah diteteskan iodium memeperlihatkan perubahan warna menjadi kecoklatan.
·         Dalam waktu 5 menit air liur yang sudah diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik.






4.2 Pembahasan
Dalam praktikum yang berjudul enzim ini dilakukan dengan bahan enzim amilase yaitu enzim yang terdapat pada air liur kita. Maka dari itu kita menggunakan air liur sebagai bahan praktikum kali ini. Seperti yang kita telah ketahui bahwa enzim merupakan suatu protein yang memiliki sisi aktif, sehingga dapat berperan sebagai biokatalisator. Biokatalisator merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Struktur enzim tidak berubah sebelum dan sesudah reaksi.
Dalam hal ini kita melihat sifat susunan air liur itu sendiri dengan cara mengujinya dengan pereaksi molisch dan pereaksi biuret. Hasil dari pereaksi molisch adalah tidak terbentuk warna ungu sebagaimana hasil positif jika menggunakan pereaksi biuret adalah berwarna ungu, maka dari itu enzim amilase yang terdapat pada air liur tersebut tidak mengandung adanya karbohidrat seperti yang telah kita ketahui bahwa molisch merupakan uji positif bagi adanya karbohidrat.
Sedangkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan uji dengan pereaksi biuret menunjukkan adanya warna biru yang berarti enzim amilase tersebut atau pada air liur yang dijadikan bahan percobaan tersebut mengandung adanya protein dengan ikatan dipeptida yang menunjukkan warna biru. Sehingga dapat kita ketahui bahwa dengan uji biuret air liur adalah mengandung protein. Seperti yang telah kita ketahui bahwa enzim merupakan suatu protein yang memiliki sisi aktif sehingga dapat berperan sebagai biokatalisator.
Selanjutnya untuk menganalisa enzim ini dilakukan hidrolisa pati oleh amilase air liur. Dimana, air liur yang dijadikan bahan praktikum dilakukan dengan tiga kali percobaan dengan waktu yang berbeda-beda. Hidrolisa pati oleh amilase air liur pada percobaan yang pertama dalam waktu tiga menit air liur terjadi perubahan warna yaitu menjadi kecoklatan. Sedangkan dalam waktu 4 menit baru menunjukkan adanya perubahan setelah ditambahkan dengan iodium, hal tersebut dinamakan titik akhromatik yaitu titik dimana tidak terjadi perubahan lagi pada air liur tersebut. Pada percobaan yang kedua adalah sama saja dengan percobaan yang pertama. Sedangkan pada percobaan yang ketiga yaitu pada waktu menit kelima baru terbentuk titik akhromatik yaitu titik ketika enzim amilase tidak terjadi perubahan warna lagi. Oleh karena itu, kita telah mengetahui bahwa air liur merupakan suatu enzim amilase yang dapat menghidrolisa pati.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·         Air liur kita ini adalah suatu enzim yaitu disebut dengan enzim amilase.
·         Enzim amilase dapat dimenghidrolisa pati glikogen.
·         Air liur adalah positif mengandung protein bukan karbohidrat.

5.2 Saran
·         Dalam proses percobaan sebaiknya praktikan diharapkan dapat menjaga ketertiban didalam ruangan praktikum agar praktikum yang dilaksanakan dengan baik.
·         Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium, lebih dilengkapi lagi. Seperti alat penangas, sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama dalam melakukan pemanasan.



















DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, F.1982. Kimia Organik.Jilid 2.Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta.Lehninger, A.L.1997. Dasar-   dasar Biokimia (edisi ke-Jilid 1, diterjemahkan olehM.Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga.
Hart,H, 1987, KIMIA ORGANIK, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran    
       EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar