LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“ENZIM”
“ENZIM”

OLEH
Nama : Asima Rohana Sinaga
NPM : EG011008
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : II (dua)
Hari/jam : Jum’at/14.00 WIB
Tanggal : 21 Desember 2012
Nama Asisten : 1.Meiddi Rahmanto
2.Sukriyanto
DOSEN : Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum
: ENZIM
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2-7
BAB
III METODOLOGI ............................................................................. 8-10
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................... 8
3.2 Prosedur Percobaan.................................................................................... 9-10
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 11-13
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 11
4.2 Pembahasan................................................................................................ 12-13
BAB
V PENUTUP......................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 14
5.2 Saran........................................................................................................... 14
Jawaban Pertanyaan ........................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Enzim
merupakan salah satu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena
itu perlu lah kita mengetahui segala sesuatu tentang enzim tersebut. Dalam
kehidupan enzim dikenal sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi atau
juga dapat menghambat reaksi. Tergantung dengan kebutuhan reaksi yang
diperlukan.
Enzim adalah suatu protein yang memiliki sisi aktif,
sehingga dapat berperan sebagai biokatalisator, dimana
biokatalisator merupakan yang dapat
mempercepat reaksi dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Struktur
enzim tidak berubah sebelum dan sesudah reaksi.
Mahkluk
hidup dapat menggunakan dan memeperoleh energi dengan cepat karena adanya
katalis biologis yang disebut enzim. Seperti juga katalis organik, maka enzim
akan mengubah kecepatan suatu reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi
keseimbangan akhir. Enzim ini hanya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil untuk
mengubah sejumlah molekul. Namun tidak seperti halnya dengan katalis
an-organik, enzim memiliki spesiofikasi yang sangat sempit yaitu mereka hanya
mengkatalis reaksi tertentu saja atau pada keadaan tertentu hanya untuk satu
reaksi saja. Enzim juga bekerja pada pH tertentu, suhu substrat, dan adanya
kofaktor tertentu dan sebagainya. Sifat-sifat ini akan ditunjukkan pada
percobaan-percobaan praktikum.
1.2
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk menganalisis secara kualitatif enzim amilase dan aktivitasnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Enzim adalah protein yang berperan
sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah
satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik.
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah
bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan
kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) reaksi tersebut berjalan lambat.
Berbagai reaksi kimia metabolis di dalam tubuh Enzim adalah protein yang
berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai
salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik.
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah
bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan
kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) Reaksi kimia tetap berlangsung tanpa
enzim. Namunorganisme dapat berlangsung dengan cepat karena sel organisme
tersebut menghasilkan enzim. Misalnya saja kita yang dapat menyimpan larutan
glukosa dalam jangka waktu tak terbatas bila disimpan di dalam botol yang terjaga
kondisinya dan tidak tercemar oleh jamur atau bakteri. Larutan glukosa tersebut
akan terurai bila berada di dalam sitoplasma sel. Reaksi kimia di dalam sel
dilakukan oleh enzim yang termasuk ke dalam golongan katalis. Katalis adalah
zat yang mempercepat reaksi dengan energi aktivasi tanpa mengubah hasil akhir
(produk). Enzim tidak ikut serta dalam pengubahan suatu zat (reaksi), tetapi
zat tersebut sibuat berulang kali untuk mempercepat reaksi. Enzim adalah
katalis protein yang dihasilkan oleh sel. Zat tersebut mengatur kecepatan dan
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Enzim
bekerja pada perangkat substrat (reaktan) dan mengubahnya menjadi suatu
perangkat hasil (produk). Daerah pada enzim yang mengikat suatu substrat adalah
sisi aktif (tempat aktif). Tingkat kekhhususan yang tinggi memungkinkan sel
mengendalikan reaksi-reaksi metabolisme dengan mengatur bentuk dan jumlah enzim
yang dihasilkan. Beberapa enzim bersifat sangat spesifik, yaitu hanya
mengkatalis suatu reaksi kimia tertentu. Tetapi pada umumnya enzim tidak begitu
spesifik dan akan menguraikan zat-zat lain yang mesih berkerabat (berhubungan),
misalnya lipase yang dapat bekerja pada sejumlah besar lemak.
Ciri-ciri
enzim yaitu sebagai berikut:
a. Enzim terbina daripada protein yang
dihasilkan oleh sel hidup.
b. Tindakan enzim spesifik. Setiap
jenis enzim hanya bertindak balas dengan substrat tertentu sahaja. Contoh:
enzim sukrase hanya boleh berindak balas dengan sukrosa tetapi tidak boleh
bertindak balas dengan maltosa walaupun kedua-duanya adalah gula.
c. Tindak balas enzim boleh berbalik.
Arah tindak balas bergantung kepada jumlah substrat dan hasil yang ada. Tindak
balas penguraian lemak akan berlaku dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri
sehingga keseimbangan tercapai antara kedua-dua substrat.
d. Enzim diperlukan dalam kuantitas
yang kecil. Sedikit enzim akan memangkinkan satu bilangan besar tindak balas
biokimia yang sama.
e. Enzim tidak boleh dimusnahkan
selepas tindak balas biokimia selesai. Oleh itu, enzim boleh digunakan berulang
kali.
Cara kerja enzim ada dua yaitu:
model kunci gembok, enzim dimisalkan sebagai sebuah gembok karena memiliki
sebuah bagian kesil yang dapat berikatan dengan substrat. Bagian tersebut
disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena dapat berikatan
secara pas dengan sisi aktif enzim.
Induksi pas, pada model ini, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk
sesuai dengan berntuk substrat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja enzim:
a. Temperatur, karena enzim tersusun
dari protein, maka enzim sangat peka terhadap temperatur. Temperatur yang
tinggi dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah
30-40oC. Kebanyaka enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun sampai
sekitar 0oC, namun enzim tidak rusak. Bila suhu normal kembali, maka enzim akn
aktif kembali. Enzim tahan pada suhu rendah, namun rusak di atas suhu 50oC.
b. Perubahan pH, karena dapat
mempengaruhi perubahan asam amino kunci apda saat sisi aktif enzim sehingga
menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. pH enzim optimum
berbeda-beda tergantung jenis enzimnya.
c. Konsentrasi enzim dan substrat,
perbandingan jumalh antara enzim dan substrat harus sesuai. Jika enzim terlalu
sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat dan bahkan ada
substrat yang terkatalisasi. Semakin banyak enzim maka reaksi akan semakin
cepat.
d. Inhibitor enzim, merupakan
penghambat kerja enzim. Jika inhibitor ditambahkan ke dalam campuran enzim dan
substrat, kecepatan reaksi akan turun. Cara kerja inhibitor ini adalah
berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor yang masih mampu atau
tidak mampu berikatan dengan substrat. Inhibitor enzim ada dua, yaitu:
· Inhibitor kompetitif di mana zat
pernghambatnya mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat. Dengan
demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing untuk
bergabung dengan sisia aktif enzim. Jika zat penghambat lebih dulu berikatan
dengan sisi aktif enzim, maka substrat tidak bisa lagi berikatan dengan sisi
aktif enzim.
· Inhibitor nonkompetitif di mana
substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim inhibitor, karena
sisia ktif enzim berubah.
Ada 2 (dua)
cara kerja enzim :
1.
Lock and key (gembok dan anak kunci)
Setiap enzim
memiliki sisi aktif yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif
ini sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat
menjadi substrat bagi enzim.
2.
Induced fit (induksi pas)
Sisi aktif
enzim merupakan bentuk yang tidak kaku (fleksibel). Ketika substrat memasuki
sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif berubah bentuk sesuai dengan bentuk
substrat kemudian terbentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat produk sudah
terlepas dari kompleks, maka enzim lepas dan kembali bereaksi dengan substrat
yang lain. Enzim bekerja dengan cara mengkatalis reaksi sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi yang dilakukan dengan menurunkan energi aktivasi (energi yang
dibutuhkan untuk reaksi).
Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1.
Suhu,
semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat
2.
pH, pengaruh
pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya
3.
Konsentrasi
substart, semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja
enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4.
Konsentrasi
enzim, semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim
5.
Adanya
aktivator. Aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim
6.
Adanya
inhibitor, inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan :
·
Pereaksi biuret
·
HCl
·
Asam sulfat pekat
·
Aquades
·
Kapas
·
Amilum/kanji
·
Asam asetat
·
Pereaksi molisch
·
Larutan glikogen
·
Asam fosfat
·
Air liur
Alat yang digunakan :
·
Tabung reaksi
·
Penangas air
·
Gelas ukur 50 ml
·
Pipet ukur 5 ml
·
Kertas pH indikator universal
·
Pipet ukur 10 ml
·
Rak tabung reaksi
·
Gelas piala 50 ml
·
Penjepit tabung reaksi.
3.2
Prosedur Kerja
Sifat
Susunan air Liur
Bersihkan
rongga mulut anda dengan cara berkumur-kumur beberapa kali. Kunyah sepotong
lilin atau kapas atau kertas kering yang dibasahi sedikit dengan asam asetat
encer, maksudnya untuk menstimulasi produksi air liur (saliva). Kumpulkan air
liur anda ini dalam gelas piala sampai 50 ml dan saring dengan bulu gelas.
Uji air liur ini
terhadap :
·
Uji dengan pereaksi biuret
·
Uji dengan pereaksi molisch
Hidrolisa
Pati Oleh Amilase Air Liur
Tambahakan
2 ml air liur dari hasil percobaan I diatas pada 10 ml larutan pati atau kanji
1 % dan kocok lalu simpan pad 37
. Catat kapan
terlihatnya opalesen dan berubahnya kekentalan, setiap selangsatu menit
pindahkan satu tetes kepapan porselin (papan uji dan tetesi dengan pereaksi
iodium. Catat pada menit keberapa timbul warna biru, warna kecoklat-coklatan
dan kapan tidak memeperlihatkan perubahan warna lagi (ingat pereaksi iodium
sendiri berwarna kecoklat-coklatan). Saat pereaksi iodium tidak positif lagi
disebut titik akhromatik.

Bandingkan
waktu anda temukan sampai tidak memperlihatkan warna positif dengan pereaksi
yodium dengan waktu yang ditemukan oleh sekelompok lain jika percobaan ini
dilakukan pad waktu dan cara yang sama, apakah hasilnya juga akan sama?
Bagaimanakah komentar anda?
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil pengamatan
SIFAT
SUSUNAN AIR LIUR
Uji
molisch
·
Tidak terbentuk warna ungu
·
Enzim amilase (air liur) tidak
mengandung karbohidrat.
Uji
Biuret
·
Terbentuk warna biru (dipeptida)
·
Enzim amilase (air liur) mengandung
protein)
Hidrolisa
Pati Oleh Amilase Air Liur
·
Dalam waktu 3 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium memeperlihatkan perubahan warna menjadi kecoklatan.
·
Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik.
·
Dalam waktu 3 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium memperlihatkan perubahan warna menjadi coklat.
·
Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik
·
Dalam waktu 4 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium memeperlihatkan perubahan warna menjadi kecoklatan.
·
Dalam waktu 5 menit air liur yang sudah
diteteskan iodium tidak mengalami perubahan lagi maka disebut titik akhromatik.
4.2
Pembahasan
Dalam
praktikum yang berjudul enzim ini dilakukan dengan bahan enzim amilase yaitu
enzim yang terdapat pada air liur kita. Maka dari itu kita menggunakan air liur
sebagai bahan praktikum kali ini. Seperti yang kita telah ketahui bahwa enzim
merupakan suatu protein yang memiliki sisi aktif, sehingga dapat berperan
sebagai biokatalisator. Biokatalisator merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi dalam tubuh tanpa mempengaruhi
keseimbangan reaksi. Struktur enzim tidak berubah sebelum dan sesudah reaksi.
Dalam
hal ini kita melihat sifat susunan air liur itu sendiri dengan cara mengujinya
dengan pereaksi molisch dan pereaksi biuret. Hasil dari pereaksi molisch adalah
tidak terbentuk warna ungu sebagaimana hasil positif jika menggunakan pereaksi
biuret adalah berwarna ungu, maka dari itu enzim amilase yang terdapat pada air
liur tersebut tidak mengandung adanya karbohidrat seperti yang telah kita
ketahui bahwa molisch merupakan uji positif bagi adanya karbohidrat.
Sedangkan
hasil yang diperoleh dengan menggunakan uji dengan pereaksi biuret menunjukkan
adanya warna biru yang berarti enzim amilase tersebut atau pada air liur yang
dijadikan bahan percobaan tersebut mengandung adanya protein dengan ikatan
dipeptida yang menunjukkan warna biru. Sehingga dapat kita ketahui bahwa dengan
uji biuret air liur adalah mengandung protein. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa enzim merupakan suatu protein yang memiliki sisi aktif sehingga dapat
berperan sebagai biokatalisator.
Selanjutnya
untuk menganalisa enzim ini dilakukan hidrolisa pati oleh amilase air liur.
Dimana, air liur yang dijadikan bahan praktikum dilakukan dengan tiga kali
percobaan dengan waktu yang berbeda-beda. Hidrolisa pati oleh amilase air liur pada
percobaan yang pertama dalam waktu tiga menit air liur terjadi perubahan warna
yaitu menjadi kecoklatan. Sedangkan dalam waktu 4 menit baru menunjukkan adanya
perubahan setelah ditambahkan dengan iodium, hal tersebut dinamakan titik
akhromatik yaitu titik dimana tidak terjadi perubahan lagi pada air liur
tersebut. Pada percobaan yang kedua adalah sama saja dengan percobaan yang
pertama. Sedangkan pada percobaan yang ketiga yaitu pada waktu menit kelima
baru terbentuk titik akhromatik yaitu titik ketika enzim amilase tidak terjadi
perubahan warna lagi. Oleh karena itu, kita telah mengetahui bahwa air liur
merupakan suatu enzim amilase yang dapat menghidrolisa pati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Air liur kita ini adalah suatu enzim
yaitu disebut dengan enzim amilase.
·
Enzim amilase dapat dimenghidrolisa pati
glikogen.
·
Air liur adalah positif mengandung
protein bukan karbohidrat.
5.2 Saran
·
Dalam proses percobaan sebaiknya
praktikan diharapkan dapat menjaga ketertiban didalam ruangan praktikum agar
praktikum yang dilaksanakan dengan baik.
·
Sebaiknya alat-alat yang ada
dilaboratorium, lebih dilengkapi lagi. Seperti alat penangas, sehingga tidak
perlu mengantri terlalu lama dalam melakukan pemanasan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden,
F.1982. Kimia Organik.Jilid 2.Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta.Lehninger,
A.L.1997. Dasar- dasar Biokimia (edisi ke-Jilid 1,
diterjemahkan olehM.Thenawidjaja).
Jakarta: Erlangga.
Hart,H, 1987, KIMIA ORGANIK, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar
Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia
Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar