Minggu, 04 Oktober 2015

MASIH RINDU



Minggu, 04 Oktober 2015
Still, PENGACARA. Alias Penganguran banyak acara. Aku masih rindu suasana kampus.. Aku masih rindu suasana kuliah, aku masih rindu suasana kelas, aku masih rindu sama rempongnya nungguin dosen datang, aku masih rindu ngantuk-ngantuknya dikelas apalagi ngantuk pas duduk didepan, aku masih rindu lari-lari ditangga menuju kelas pas terlamabat masuk dengan waktu keterlambatan lima menit lagi. aku masih rindu sama nge-lab bareng, praktikum sampai sore bahkan sampai malam. aku masih rindu sama duduk ditepi kolam lab, asli itu tempat favorit ngantri masuk ruangan dosen kalo mau bimbingan skripsi, aku masih rindu sama teman-teman yang gokil, aku masih rindu sama nunggu angkot, aku masih rindu sama tangga gedung kuliah, aku masih rindu sama laporan padahal dulu paling benci sama laporan, aku masih rindu sama tugas-tugas yang numpuk yang dikerjakan kalau sudah deadline, aku masih rindu sama omelan bu yessy, aku masih rindu sama merdunya suara pak budi, aku masih rindu sama cerewetnya bu devi, aku masih rindu sama stand up, konyol dan serunya pak koto, aku masih rindu sama anggunnya bu laili, aku masih rindu sama pak mukor, aku masih rindu sama ramah dan baiknya pak syafnil, aku masih rindu sama perfectionistnya pak meizul, aku masih rindu sama kutu buku dan ilmiahnya pak bono, aku masih rindu sama penguji yang baik hati lembut dan pendiam buk fitri, aku masih rindu sama logat padangnya pak damres, aku masih rindu sama semuanyaaaaaa. Yang paling gak dirinduin itu adalah SKRIPSI.

Jumat, 19 Juni 2015

Si Jawara Pemendam Rasa



Ya aku memang si pemendam rasa. Aku berhasil bersembunyi dari batu yang kecil, dari daun yang kering. Mereka gagal menemukan persembunyianku. Mereka gagal menemukan jejakku. Ya, aku memang terkenal dengan si pemendam rasa.
Mereka bilang aku selalu bahagia. Mereka bilang hidupku sudah terlalu indah. Mereka bilang ya, aku sudah cukup bahagia dengan hidup sekarang. Mereka bilang, ya kamu enak, tinggal wisuda?
Haaahhh???
Apa kata mereka? Mereka tidak tau apa yang kurasakan sekarang. Mereka tidak tau sakitnya ku memendam rasa. Mereka tidak tau aku hampir tiada. Ya mereka memang tidak pernak tau. Karna aku adalah si pemendam rasa.
Ini tanggal berapa? ini bulan apa? ya kira-kira 3 minggu lagi. Toga? entahlah aku bingung. Aku bingung memulainya dari mana. Aku bingung Tuhan. Mereka hanya tidak tau saja. Sekali lagi akulah pemenang kontes si pemendam rasa.
Mamak, bapak, adek. Aku sayang kalian. Entah bagaimanapun aku mengungkapkannya aku tetap sayang kalian. Aku sayang kalian. Tuhan, aku sayang mereka.
Hei si pemendam rasa.. Apa kabarmu? sudahkan bangkit dari keterpurukan? Ya tinta. Aku belum bangkit. Aku masi berjalan dengan rasaku ini. Aku masi disini. Ya masih disini.
Hari ini hari jumat. Cuma sekedar memberi tahu saja. Kalo hari ini hari jumat. Aku setia dengan cucian yang mengantri. Kamar mandi yang sudah 4 bulan tidak disentuh. O MY GOD!!! bisa anda bayangkan sendiri. Yang paling seru dari semuanya itu adalah membersihkannya menggunakan sikat kain. Alhasil, tanganku jadi makanan di semen. (jangan dibayangkan kondisi kamar mandinya sebelum dibersihkan ya.. hahahha).
Saat aku menulis ini adalah malam hari. Niatku membuka laptop adalah ingin melanjutkan yang biasa dikerjakan mahasiswa tingkat akhir. Sebut saja dengan SKRIPSI. Ya, akhir – akhir ini si skripsi itu yang sering membuat aku menggalau. Kira  - kira tiga kali seminggu aku menghadap pembimbing tercinta. Alhasil. Aku pun bingung. Kenapa sampai sekarang belum seminar hasil juga. Ah, ga usah ingat – ingat skripsi dulu lah.
Alhasil karena stress mengingat skripsi. Jari melangkah dengan membuka sheet baru pada Microsoft Word. Tulisan ini menjadi saksinya, aku malas melanjutkan skripsi ku malam ini. Ya, si pemendam rasa melanjutkan rasa malasnya lagi. Setidaknya cerita ini sudah bersedia menerima ceritaku. Dan juga laptop ini tidak bosan dengan segala keluh kesahku. Terimakasih laptop. Aku yakin kamu sekarang sedang sedih. Aku juga tau, kamu selalu berteriak padaku. Setiap hari kamu berteriak memberiku semangat. Ayo Asima kerjakan skripsinya. Kata Laptopku. Hahahaha LOL.
Sekali lagi akulah sipemendam rasa yang paling berhasil sedunia. Akulah juara PEMENDAM RASA! J


Minggu, 12 Januari 2014

Entah Apa Judulnya



Melupakan bukan berarti membenci. karna semakin berusaha untuk dibenci makin susah dilupakan. jadi, anggaplah itu kenangan terindah yg tak terlupakan. walaupun sakit.
Aku disini banyak belajar tentang rasa sakit. belajar rasanya korban perasaan. belajar rasanya berharap yang tak pernah pasti. yang jelas belajar menerima kenyataan.
Aku bukanlah seperti mereka, aku tak akan pernah bisa jadi mereka.
Aku yang selalu begini.
Ya,
Selalu begini.
Kamu puas?
Tuhan, tiap hari aku belajar rasanya ikhlas. Tiap hari aku belajar melupakan. Tiap hari aku belajar untuk membenci. Tiap hari aku belajar untuk tersenyum.
Tapi apa Tuhan?
Aku gagal.
Mungkin hatiku yang seperti batu. Aku yang keras kepala. Aku yang bebal. aku yang tak bisa menerima kenyataan.
Ah,
Teruslah salahkan aku Tuhan?
Kini aku benar-benar berada dititik terlemahku. Jatuh dan tak ada yang meraihnya.
Setiap hari aku selalu berharap. Setiap kubuka lembaran ingatan masa lampau, hampir menetes lagi. Walaupun aku sudah berjanji tak akan pernah ada air mata lagi. Tapi gagal Tuhan L
Sekarang diusia yang ke-20 ini aku udah besar. Aku bukan anak-anak lagi. Aku udah mengerti pahitnya kehidupan. Tapi aku yang selalu mengeluh yang tetap ada.
Kamu?
Yang mengubah hari-hariku menjadi semakin suram. segala tindakanmu membuat aku semakin terjatuh. membuat aku semakin terpuruk. Jika boleh, kubunuh saja kamu biar aku puas. Dan tak ada lagi rasa sakit hati.
Ah,
Apalah daya aku. Menyampaikan isi hatiku pun aku tak berani. Aku Cuma bisa diam. Mengadu pada tinta dan laptop ini. Semoga laptop ini punya perasaan. Agar kelak jika aku telah tiada, dialah yang menyampaikan langsung sama KAMU tentang HATIKU.
Kamu mau tau tidak? Setiap hari aku menunggu kamu. Rasa sakit itu tak tertahankan jika aku lihat kamu bersama dia.
Atau kamu tidak peka dengan teriakan ku yang super kencang ini?
Dimana telingamu?
Dimana letak hatimu?
Dimana letak perasaanmu?
TOLONG JAWAB AKU?
Asal kamu tau, disetiap malam penghujung tidurku, namamu selalu ada. Mungkin Tuhan sampai bosan mendengar namamu yang selalu kusebut. Ataukah Tuhan yang tidak mengerti tentang ketulusanku mencintaimu?
Untuk KAMU yang paling ku BENCI dan ku RINDUKAN.

Senin, 09 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA “PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI”



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI”

 




OLEH

Nama                                             : Asima Rohana Sinaga
NPM                                              : EG011008
Program Studi                              : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok                                      : II (dua)
Hari/jam                                        : Jum’at/14.00 WIB
Tanggal                                          : 30 November 2012
Nama Asisten                                : 1.Meiddi Rahmanto
                                                          2.Sukriyanto
DOSEN                                          : Dra. Devi Silsia, M.Si
    Objek Praktikum                          : PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
DAFTAR ISI

Halaman Judul  ................................................................................................  i
Daftar isi ..........................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................  1
1.2 Tujuan ........................................................................................................  1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................  2-5
BAB III METODOLOGI .............................................................................  6-7
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................... 6
3.2 Prosedur Percobaan.................................................................................... 6-7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 8-11
4.1 Hasil Pengamatan....................................................................................... 8
4.2 Pembahasan................................................................................................ 8-11
BAB V PENUTUP......................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 12
5.2 Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13














BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-     komponen sel,terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena protein menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot. Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu. Selain susu, komponen utama lainnya yaitu air, lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Kedua proein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting. 
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut, lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah protein yang cepat dicerna.Whey menyediakan hasil sintesa protein yang cepat karena Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein dalam susu terdiriatas 80% kasein dan 20% whey.
Kasein termasuk jenis phospor protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang besar. Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium.
Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzimerenner dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk didalam susu sebagai aktivitas dri mikroba.

1.2 Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan untuk melakuan isolasi kasein dari susu sapi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa yang sangat kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida.
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia
Protein berasal dari kata pionios yang artinya penting/utama. Protein merupakan faktor utama dalam sel yaitu 30 % dari berat kering sel. Secara umum protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida Jenis utama protein dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Fungsi
Jenis
 Contoh
1.      katalitor.
2.      struktural.

3.      mortil (mekanik).
4.      penyimpanan.
5.      pengangkutan.
6.      pengatur.
7.      perlindungan.
8.      tanggap toksit.
Enzim.
Protein struktural.

Protein kontraktol.
Protein angkutan.
Protein angkutan
Protein hormon.
Antibiotik.
Protein toksit.
Amilase, pepsin.
Kalogen (pengikat jaringan/ tulang)
Keraten, miosin (otak).
Kasein dan albumin.
Albumin dan Hb.
Insulin, hormon tumbuh.
Imuglubin.
Bisa ular.

Molekul protein mempunyai tingkat keragaman yang sangat tinggi, untuk ini protein dapat digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya, salah satu diantaranya berdasarkan fungsi biologinya, antara lain:

ü  Enzim
Enzim merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat beragam dan spesifik. Enzim mempunyai fungsi sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia. Hampir seluruh reaksi-reaksi kimia dari senyawa-senyawa biomolekul dalam sel dikatalsis oleh enzim.
ü  Protein transpor
Protein transpor dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul-molekul spesifik atau ion dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin dari sel darah merah mengikat oksigen pada saat darah melalui paru-paru dan membawanya ke jaringan periferal, di mana dilepaskan untuk proses oksidasi bahan makanan.
ü  Protein bahan makanan
Sebagian protein dalam sel tersimpan dalam bahan makanan, seperti yang ada pada biji-bijian yang digunakan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Kasein merupakan protein yang terbanyak dalam air susu dan protein ini merupakan protein bahan makanan.
ü  Protein kontraktil
Beberapa protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi untuk kontraksi dengan mengubah bentuk atau bergerak.
ü  Protein struktur
Beberapa protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau pelindung untuk memberikan kekuatan dan proteksi dari struktur biologi (sel).
ü  Protein pertahanan
Beberapa protein berfungsi untuk menjaga organisme dari invasi oleh organisme lain atau melindungi dari luka. Immunglobin atau antibodi merupakan protein khusus yang dibuat oleh jaringan limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan invasi bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.
ü  Protein regulator
Beberapa protein berfungsi untuk mengatur metabolisme sel atau aktivitas fisiologi. Di anataranya adalah hormon, seperti hormon insulin, yang mengatur metabolisme glukosa.

Protein merupakan bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen.
Teknik fraksinasi secara klasik dari protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam protein susu yang dihasilkan terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan laktalbumin. Namun setelah ditemukan teknik yang baru, ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari fraksi-fraksi yang lain.
Lehninger (1982)
Kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan magnesium.
Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30 – 300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.
Kasein dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba.
Kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi bila air susu dipanaskan. Kasein di dalam air merupakan molekul besar yang terdiri dari zat-zat anorganik seperti kalsium, fosfor dan sedikit magnesium serta sitrat. Kasein merupakan suatu misel yang mengandung kalsium dan fosfat yang membentuk kalsium kaseinat phosphatase kompleks. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap. Kasein dapat pula mengendap dengan naiknya keasaman, perubahan Ca dan P yang larut menjadi menjadi tidak larut dan terjadinya interaksi antara protein yang ada.
Chairil Anwar, 1994
Kasein tersuspensi dalam susu dalam kompleks yang disebut misel. Kandungan fosfat yang tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat sehingga susu menjadi sumber kalsium dalam diet. Kappa kasein terdapat pada bagian luar misel.
casein
Kasein mengandung S yang terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan campuran tiga jenis protein yaitu :  a-kasien, (75 %),  g-kasein (3 %) dan b -kasein (22%). Kasein dalam susu merupakan partikel kompleks atau berupa misel yang terdiri atas Ca, P anorganik, Mg, dan sutrat selain protein kasein. Senyawa kompleks ini sering disebut “Kalsium Caseinat Phosphat kompleks”.
Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.
Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik. Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein.
Protein dalam kasein terususun oleh rantai-rantai peptide jika mengalami hidrolisis akan menjadi disakarida seperti berikut:
Protein dalam kasein yang mengalami hidrolisis
Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam.
Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Protein serum terdiri dari b-laktoglobulin 50%, a-laktalbumin 20%, albumin, immunoglobulin, laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak mengandung fosfor tapi mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan disulfide. Jika ikatan rusak maka protein mengalami denaturasi.
Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.
            Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).
Adnan (1984)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan :     
ü  Air susu (sampel)
ü  Etanol (C2H5OH)
ü  Natrium Asetat (CH3CONa)
ü  Asam Asetat (CH3COOH)
ü  Eter
Alat yang digunakan :


ü  Termometer
ü  Corong Muslin
ü  Gelas ukur 100 ml
ü  Penangas air
ü  Kaca arloji
ü  Corong Buchner
ü  Corong biasa
ü  Gelas piala 500 ml
ü  Botol semprot 500 ml
ü  Timbangan analitik
ü  Kertas saring Whatman-42
ü  Gelas ukur 50 ml
ü  Gelas piala 100 ml
ü  Batang pengaduk kaca
ü  Timbangn teknis
ü  Botol semprot
ü  Lampu spritus

3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Prosedur A (bobot kertas saring kering)
ü  Siapkan satu lembar kertas saring Whatman-42
ü  Panaskan dalam oven dengan suhu 105
ü  Setelah dirasa kandungan uap airnya menguap, kertas saring dimasukkan kedalam desikator sampai suhu kamar.
ü  Segera dilakukan penimbangan, catat hasilnya.
ü  Setelah ditimbang kertas saring jangan disentuh dengan tangan.

3.2.2 Prosedur B (pemisahan kasein)
ü  Ke dalam gelas piala 500 ml dimasukkan sebanyak 50 ml air susu sapi yang selanjutnya dihangatkan sampai temperatur 40
ü  Didalam gelas piala lain dihangatkan juga sebanyak 50 ml larutan buffer natrium asetat yang selanjutnya ditambahkan kedalam air susu sapi.
ü  Lakukan pencampuran secara hati-hati sambil diaduk.
ü  Selanjutnya suspensi tersebut didinginkan sampai temperatur kamar dan dibiarkan selama 5 menit sebelum dilakukan penyaringan dengan menggunakan muslin.
ü  Hasil endapan dicuci beberapa kali dengan menggunakan air dan selanjutnya ditambahkan 30 ml etanol.
ü  Lakukan penyaringan suspensi dengan alat penyaringan Buchner dan cucilah endapan beberapa kali dengan menggunakan campuran etanol-eter (1:1).
ü  Endapan yang terdapat pada kertas saring dicuci dengan 50 ml eter.
ü  Penyaringan dilakukan dengan alat pengisap kering.
ü  Bubuk yang terbentuk dipindahkan pada gelas arloji dan biarkan bagian eter menguap.
ü  Lakukan penimbangan kasein dan hitunglah rendemen dari protein tersebut.
ü  Bandingkan













BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Uraian
Bobot (gram)


1
Bobot kertas saring mula-mula (a)
1,178
2
Bobot kertas saring + kasein (b)
6,620
3
Bobot sampel (kasein) = (b) – (a) = (C)
6,620 - 1,178 = 5,442
4
Rendemen kasein
2 x 5,442/ 50 ml
= 0,21768


4.2 Pembahasan
Pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu sapi yang telah dikemas atau susu sapi siap saji yang siap untuk diminum secara langsung hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapat susu sapi murni.
Perlakuan pertama  pembuatan kasein dilakukan dengan memanaskan susu sapi dalam air panas sampai 40oC. Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Disamping itu kita melakukan pemanasan larutan buffer. Dimana larutan buffer yang digunakan adalah campuran asam asetat (25 ml) dengan natrium asetat (25 ml), dengan perbandingan 1 :1.
Lalu menambahan larutan buffer tersebut pada susu setelah pemanasan setetes demi setetes sampai kasein mengendap. Penambahan asam mengakibatkan penambahan ion H+ sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH isoelektrik. Pada titik isoelektris ini kasein bersifat hidrofobik, kasein akan berikatan antar muatannya sendiri membentuk lipatan ke dalam sehingga terjadi pengendapan yang relatif cepat.
Penambahan larutan buffer pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi dari ion H+ yang kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus hiroksil bebasnya. Semakin banyak konsentrasi H+ yang ditambahkan maka semakin banyak pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan sehingga akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap. Dalam kondisi asam atau pH yang rendah, kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan yang rendah pada kondisi asam.
Penambahan asam dapat menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.
Adapun reaksi pengendapan dengan cara pengasaman sebagai berikut :
H2NR-COO-  + H+   +H3NR-COO                        (R, kasein protein)
Kasein misel                    Kasein asam
(pH = 6,6)                       (pH = 4,6)
Koloid dispersi                       Partikel tidak larut
Larutan dan endapan yang terbentuk ini disaring dengan menggunakan kertas saring whatman-42 untuk memisahkan endapannya. Didapatkan endapan kasein yang berwarna putih. Endapan yang terbentuk disuspensi dengan menggunakan etanol 90%. Hal ini bertujuan karena kasein tidak larut dalam etanol, maka dapat untuk memisahkan kasein dengan protein lain sehingga diperoleh hanya kasein saja. Protein selain kasein akan melarut sedangkan kasein tetap berbentuk endapan yang tidak dapat melarut. Seperti yang telah diketahui pada susu sapi mengandung protein mencapai 3,25% di mana 82% protein susu adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey. Jadi sangat mungkin saat pengendapan dengan asam, protein lain selain kasein ikut mengendap.
Selanjutnya mendekantasi larutan, hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan larutannya.
Endapan yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih murni.
Kemudian memindahkannya ke dalam corong buchner untuk menghisap cairan yang masih ada dalam endapan. Selanjutnya mencuci endapan dengan eter dimaksudkan agar memurnikan endapan kasein yang diperoleh.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu sapi yang digunakan sebesar 5,442 gram Kasein yang diperoleh dari dalam susu sapi berwarna putih. Hal ini hampir sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur, protein dalam susu mencapai 35 gram dalam setiap liter susu sapi.  Berdasarkan literatur jika dalam setiap 100 liter sampel terdapat 35 gram kasein. Jikalau sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 ml, ini berarti bahwa bobot kaseinnya adalah seharusnya sebanyak 1,75 gram. Namun, dalam praktikum kali ini terdapat kasein dengan bobot 5,442 gram dengan persentase 0,21768 %. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kesalahan dalam memcuci sebelumnya. Atau masih ada yang tertinggal bahan-bahan lain yang bukan kasein.
                                                           















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ü  Percobaan isolasi kasein ini menggunakan pengasaman oleh asam asetat  untuk mengendapkan kasein.
ü  Pemisahan kasein dengan protein lain dapat menggunakan etanol, di mana kasein tidak larut dalam etanol sehingga tetap berada sebagai endapan sedangkan protein lain akan melarut.
ü  Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu sapi yang digunakan sebesar 0,217 %.

5.2 Saran
ü  Dalam proses percobaan sebaiknya praktikan diharapkan dapat menjaga ketertiban didalam ruangan praktikum agar praktikum yang dilaksanakan dengan baik.
ü  Sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium, lebih dilengkapi lagi. Seperti alat penangas, sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama dalam melakukan pemanasan.
ü  Sebaiknya praktikan lebih menguasai materi yang akan dipraktikumkan sebelum praktikum berlangsung.














DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud

Ahyari, Jimmy. 2010. Isolasi Kasein (online). http://blogkita.info/isolasi-kasein/. Diakses pada tanggal 05 November 2012

Andaiyani. 2011. Pengertian kasein (online). http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2119918-pengertian-kasein/. Diakses pada tanggal 05 November 2012
Belqis, Ratu. 2008. Kasei npada susu (online).   http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/10/15/kasein-pada-susu/. Diakses pasa tanggal 05 November 2012

Lehninger.1992. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta :UI-Press














LAPORAN SEMENTARA


Hasil Pengamatan
No
Uraian
Bobot (gram)


1
Bobot kertas saring mula-mula (a)
1,178
2
Bobot kertas saring + kasein (b)
6,620
3
Bobot sampel (kasein) = (b) – (a) = (C)
6,620 - 1,178 = 5,442
4
Rendemen kasein
2 x 5,442/ 50 ml
= 0,21768


Bengkulu, 30 November 2012
Co-Ass



Sukriyanto