Minggu, 12 Januari 2014

Entah Apa Judulnya



Melupakan bukan berarti membenci. karna semakin berusaha untuk dibenci makin susah dilupakan. jadi, anggaplah itu kenangan terindah yg tak terlupakan. walaupun sakit.
Aku disini banyak belajar tentang rasa sakit. belajar rasanya korban perasaan. belajar rasanya berharap yang tak pernah pasti. yang jelas belajar menerima kenyataan.
Aku bukanlah seperti mereka, aku tak akan pernah bisa jadi mereka.
Aku yang selalu begini.
Ya,
Selalu begini.
Kamu puas?
Tuhan, tiap hari aku belajar rasanya ikhlas. Tiap hari aku belajar melupakan. Tiap hari aku belajar untuk membenci. Tiap hari aku belajar untuk tersenyum.
Tapi apa Tuhan?
Aku gagal.
Mungkin hatiku yang seperti batu. Aku yang keras kepala. Aku yang bebal. aku yang tak bisa menerima kenyataan.
Ah,
Teruslah salahkan aku Tuhan?
Kini aku benar-benar berada dititik terlemahku. Jatuh dan tak ada yang meraihnya.
Setiap hari aku selalu berharap. Setiap kubuka lembaran ingatan masa lampau, hampir menetes lagi. Walaupun aku sudah berjanji tak akan pernah ada air mata lagi. Tapi gagal Tuhan L
Sekarang diusia yang ke-20 ini aku udah besar. Aku bukan anak-anak lagi. Aku udah mengerti pahitnya kehidupan. Tapi aku yang selalu mengeluh yang tetap ada.
Kamu?
Yang mengubah hari-hariku menjadi semakin suram. segala tindakanmu membuat aku semakin terjatuh. membuat aku semakin terpuruk. Jika boleh, kubunuh saja kamu biar aku puas. Dan tak ada lagi rasa sakit hati.
Ah,
Apalah daya aku. Menyampaikan isi hatiku pun aku tak berani. Aku Cuma bisa diam. Mengadu pada tinta dan laptop ini. Semoga laptop ini punya perasaan. Agar kelak jika aku telah tiada, dialah yang menyampaikan langsung sama KAMU tentang HATIKU.
Kamu mau tau tidak? Setiap hari aku menunggu kamu. Rasa sakit itu tak tertahankan jika aku lihat kamu bersama dia.
Atau kamu tidak peka dengan teriakan ku yang super kencang ini?
Dimana telingamu?
Dimana letak hatimu?
Dimana letak perasaanmu?
TOLONG JAWAB AKU?
Asal kamu tau, disetiap malam penghujung tidurku, namamu selalu ada. Mungkin Tuhan sampai bosan mendengar namamu yang selalu kusebut. Ataukah Tuhan yang tidak mengerti tentang ketulusanku mencintaimu?
Untuk KAMU yang paling ku BENCI dan ku RINDUKAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar