LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI”
“PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI”
OLEH
Nama : Asima Rohana Sinaga
NPM : EG011008
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : II (dua)
Hari/jam : Jum’at/14.00 WIB
Tanggal : 30 November 2012
Nama Asisten : 1.Meiddi Rahmanto
2.Sukriyanto
DOSEN : Dra. Devi Silsia, M.Si
Objek Praktikum
: PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2-5
BAB
III METODOLOGI ............................................................................. 6-7
3.1 Alat dan Bahan...........................................................................................
6
3.2 Prosedur Percobaan....................................................................................
6-7
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................
8-11
4.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................
8
4.2 Pembahasan................................................................................................ 8-11
BAB
V PENUTUP.........................................................................................
12
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
12
5.2 Saran...........................................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Protein
adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen- komponen sel,terutama dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena protein menyediakan amino yang
penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk pembentukan otot.
Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu. Selain susu, komponen
utama lainnya yaitu air, lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar
antara 2,8 persen sampai 4,0 persen. Protein yang terdapat dalam susu terdiri
dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Kedua proein susu ini sama-sama sumber
amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang
penting.
Kasein
adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak
bisa larut, lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel
yang meningkatkan kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah protein yang cepat
dicerna.Whey menyediakan hasil sintesa protein yang cepat karena Whey
mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu asam amino yang potensial untuk
menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan pasokan protein yang
berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein dalam susu terdiriatas
80% kasein dan 20% whey.
Kasein
termasuk jenis phospor protein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang
terikat dengan ikatan peptida. Kasein didalam susu merupakan partikel yang
besar. Didalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,melainkan mengandung
zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor,dan magnesium.
Kasein
adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein
berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas.
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzimerenner dan alkohol. Oleh karena itu
kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk
didalam susu sebagai aktivitas dri mikroba.
1.2 Tujuan
Percobaan
Praktikum ini bertujuan untuk
melakuan isolasi kasein dari susu sapi.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Susu
terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang
terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Ciri dari
protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan
karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O.Protein merupakan senyawa
yang sangat kompleks,terdiri dari 80% kasein dan 20% whey.Kasein termasuk jenus
phospoprotein,terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan
peptida.
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia
Protein
berasal dari kata pionios yang artinya penting/utama. Protein merupakan faktor
utama dalam sel yaitu 30 % dari berat kering sel. Secara umum protein dalam
susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida
dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida Jenis utama protein
dan fungsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Fungsi
|
Jenis
|
Contoh
|
1.
katalitor.
2.
struktural.
3.
mortil (mekanik).
4.
penyimpanan.
5.
pengangkutan.
6.
pengatur.
7.
perlindungan.
8.
tanggap toksit.
|
Enzim.
Protein struktural.
Protein kontraktol.
Protein angkutan.
Protein angkutan
Protein hormon.
Antibiotik.
Protein toksit.
|
Amilase, pepsin.
Kalogen (pengikat jaringan/ tulang)
Keraten, miosin (otak).
Kasein dan albumin.
Albumin dan Hb.
Insulin, hormon tumbuh.
Imuglubin.
Bisa ular.
|
Molekul
protein mempunyai tingkat keragaman yang sangat tinggi, untuk ini protein dapat
digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya, salah satu diantaranya berdasarkan
fungsi biologinya, antara lain:
ü Enzim
Enzim
merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat beragam dan spesifik. Enzim
mempunyai fungsi sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia. Hampir seluruh
reaksi-reaksi kimia dari senyawa-senyawa biomolekul dalam sel dikatalsis oleh
enzim.
ü Protein transpor
Protein
transpor dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul-molekul spesifik atau
ion dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin dari sel darah merah mengikat
oksigen pada saat darah melalui paru-paru dan membawanya ke jaringan periferal,
di mana dilepaskan untuk proses oksidasi bahan makanan.
ü Protein bahan makanan
Sebagian
protein dalam sel tersimpan dalam bahan makanan, seperti yang ada pada
biji-bijian yang digunakan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Kasein merupakan
protein yang terbanyak dalam air susu dan protein ini merupakan protein bahan
makanan.
ü Protein kontraktil
Beberapa
protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi untuk kontraksi dengan mengubah
bentuk atau bergerak.
ü Protein struktur
Beberapa
protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau pelindung untuk memberikan
kekuatan dan proteksi dari struktur biologi (sel).
ü Protein pertahanan
Beberapa
protein berfungsi untuk menjaga organisme dari invasi oleh organisme lain atau
melindungi dari luka. Immunglobin atau antibodi merupakan protein khusus yang
dibuat oleh jaringan limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau
menetralkan invasi bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.
ü Protein regulator
Beberapa
protein berfungsi untuk mengatur metabolisme sel atau aktivitas fisiologi. Di
anataranya adalah hormon, seperti hormon insulin, yang mengatur metabolisme
glukosa.
Protein
merupakan bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen
sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Kadar
protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen.
Teknik fraksinasi secara
klasik dari protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam
protein susu yang dihasilkan terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan
laktalbumin. Namun setelah ditemukan teknik yang baru,
ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari fraksi-fraksi yang
lain.
Lehninger (1982)
Kasein
di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidak hanya terdiri
dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti
kalsium, phosphor, dan magnesium.
Kasein yang merupakan partikel yang besar
dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel (casein micell).
Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam, berkisar antara 30 – 300 mµ.
Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan
sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Oleh
karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam
yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.
Kasein
dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan
asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu
suatu enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu,
susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu
sebagai aktivitas dari mikroba.
Kasein merupakan protein
yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi bila air susu
dipanaskan. Kasein di dalam air merupakan molekul besar yang terdiri dari zat-zat
anorganik seperti kalsium, fosfor dan sedikit magnesium serta sitrat. Kasein
merupakan suatu misel yang mengandung kalsium dan fosfat yang membentuk kalsium
kaseinat phosphatase kompleks. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada
titik ini kasein mudah sekali mengendap. Kasein dapat pula mengendap dengan
naiknya keasaman, perubahan Ca dan P yang larut menjadi menjadi tidak larut dan
terjadinya interaksi antara protein yang ada.
Chairil
Anwar, 1994
Kasein
tersuspensi dalam susu dalam kompleks yang disebut misel. Kandungan fosfat yang
tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat sehingga susu menjadi
sumber kalsium dalam diet. Kappa kasein terdapat pada bagian luar misel.

Kasein mengandung S yang
terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan campuran tiga jenis
protein yaitu : a-kasien, (75 %), g-kasein (3 %) dan b -kasein
(22%). Kasein dalam susu merupakan partikel kompleks atau berupa misel yang
terdiri atas Ca, P anorganik, Mg, dan sutrat selain protein kasein. Senyawa
kompleks ini sering disebut “Kalsium Caseinat Phosphat kompleks”.
Kasein penting dikonsumsi
karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi
asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility)
rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung
kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible)
saluran pencernaan.
Kasein asam (acid casein)
sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk
farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri
pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat
memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat
pula digunakan untuk memisahkan kasein.
Protein
dalam kasein terususun oleh rantai-rantai peptide jika mengalami hidrolisis
akan menjadi disakarida seperti berikut:
Dalam
isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam
etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam.
Setelah kasein dikeluarkan,
maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Protein serum
terdiri dari b-laktoglobulin 50%, a-laktalbumin 20%, albumin, immunoglobulin,
laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak
mengandung fosfor tapi mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan
disulfide. Jika ikatan rusak maka protein mengalami denaturasi.
Whey protein merupakan
protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin,
Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey
protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan
keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.
Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).
Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).
Adnan (1984)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan :
ü
Air susu
(sampel)
ü
Etanol
(C2H5OH)
ü
Natrium
Asetat (CH3CONa)
ü
Asam Asetat
(CH3COOH)
ü
Eter
Alat
yang digunakan :
ü
Termometer
ü
Corong Muslin
ü
Gelas ukur 100
ml
ü
Penangas air
ü
Kaca arloji
ü
Corong
Buchner
ü
Corong biasa
ü
Gelas piala
500 ml
ü
Botol semprot
500 ml
ü
Timbangan
analitik
ü
Kertas saring
Whatman-42
ü
Gelas ukur 50
ml
ü
Gelas piala
100 ml
ü
Batang
pengaduk kaca
ü
Timbangn
teknis
ü
Botol semprot
ü
Lampu spritus
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1
Prosedur A (bobot kertas saring kering)
ü
Siapkan satu
lembar kertas saring Whatman-42
ü
Panaskan
dalam oven dengan suhu 105 

ü
Setelah
dirasa kandungan uap airnya menguap, kertas saring dimasukkan kedalam desikator
sampai suhu kamar.
ü
Segera
dilakukan penimbangan, catat hasilnya.
ü
Setelah
ditimbang kertas saring jangan disentuh dengan tangan.
3.2.2
Prosedur B (pemisahan kasein)
ü Ke dalam gelas piala 500 ml dimasukkan sebanyak 50
ml air susu sapi yang selanjutnya dihangatkan sampai temperatur 40 

ü Didalam gelas piala lain dihangatkan juga sebanyak
50 ml larutan buffer natrium asetat yang selanjutnya ditambahkan kedalam air
susu sapi.
ü Lakukan pencampuran secara hati-hati sambil
diaduk.
ü Selanjutnya suspensi tersebut didinginkan sampai
temperatur kamar dan dibiarkan selama 5 menit sebelum dilakukan penyaringan
dengan menggunakan muslin.
ü Hasil endapan dicuci beberapa kali dengan menggunakan
air dan selanjutnya ditambahkan 30 ml etanol.
ü Lakukan penyaringan suspensi dengan alat
penyaringan Buchner dan cucilah endapan beberapa kali dengan menggunakan
campuran etanol-eter (1:1).
ü Endapan yang terdapat pada kertas saring dicuci
dengan 50 ml eter.
ü Penyaringan dilakukan dengan alat pengisap kering.
ü Bubuk yang terbentuk dipindahkan pada gelas arloji
dan biarkan bagian eter menguap.
ü Lakukan penimbangan kasein dan hitunglah rendemen
dari protein tersebut.
ü Bandingkan
BAB IV
HASIL DAN
PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
|
Uraian
|
Bobot (gram)
|
1
|
Bobot kertas saring
mula-mula (a)
|
1,178
|
2
|
Bobot kertas saring +
kasein (b)
|
6,620
|
3
|
Bobot sampel (kasein) = (b)
– (a) = (C)
|
6,620 - 1,178 = 5,442
|
4
|
Rendemen kasein
|
2 x 5,442/ 50 ml
= 0,21768
|
4.2 Pembahasan
Pembuatan
kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu sapi yang
telah dikemas atau susu sapi siap saji yang siap untuk diminum secara langsung
hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapat susu sapi murni.
Perlakuan pertama pembuatan kasein dilakukan dengan memanaskan
susu sapi dalam air panas sampai 40oC. Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan
kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai
atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein
sehingga mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein
tidak mengalami pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil
terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan.
Tapi pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein
nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Disamping
itu kita melakukan pemanasan larutan buffer. Dimana larutan buffer yang
digunakan adalah campuran asam asetat (25 ml) dengan natrium asetat (25 ml),
dengan perbandingan 1 :1.
Lalu
menambahan larutan buffer tersebut pada susu setelah pemanasan setetes demi
setetes sampai kasein mengendap. Penambahan asam mengakibatkan penambahan ion H+
sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH isoelektrik. Pada
titik isoelektris ini kasein bersifat hidrofobik, kasein akan berikatan antar
muatannya sendiri membentuk lipatan ke dalam sehingga terjadi pengendapan yang
relatif cepat.
Penambahan
larutan buffer pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi
dari ion H+ yang kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan
negatif protein yang berasal dari gugus hiroksil bebasnya. Semakin banyak
konsentrasi H+ yang ditambahkan maka semakin banyak pula penurunan
pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila pH
isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling
menetralkan sehingga akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 –
5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap. Dalam kondisi asam atau pH yang rendah, kasein akan mengendap
karena memiliki kelarutan yang
rendah pada kondisi asam.
Penambahan
asam dapat menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan
mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi terlepas dan
terbentuk endapan.
Adapun reaksi pengendapan
dengan cara pengasaman sebagai berikut :
H2NR-COO- + H+ → +H3NR-COO (R, kasein protein)
Kasein misel Kasein asam
(pH = 6,6) (pH = 4,6)
Koloid dispersi Partikel tidak larut
Larutan
dan endapan yang terbentuk ini disaring dengan menggunakan kertas saring
whatman-42 untuk memisahkan endapannya. Didapatkan endapan kasein yang berwarna
putih. Endapan yang terbentuk disuspensi dengan menggunakan etanol 90%. Hal ini bertujuan karena kasein
tidak larut dalam etanol, maka dapat untuk memisahkan kasein dengan protein
lain sehingga diperoleh hanya kasein saja. Protein selain kasein akan melarut
sedangkan kasein tetap berbentuk endapan yang tidak dapat melarut. Seperti yang
telah diketahui pada susu sapi mengandung protein mencapai 3,25% di mana 82%
protein susu adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey. Jadi sangat
mungkin saat pengendapan dengan asam, protein lain selain kasein ikut
mengendap.
Selanjutnya
mendekantasi larutan, hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan
larutannya.
Endapan
yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter dengan
perbandingan 1:1. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan lemak dari endapan kasein di mana
lemak akan ikut melarut bersama
dengan eter, hal ini karena eter dan lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak
berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain selain
kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein
tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih murni.
Kemudian
memindahkannya ke dalam corong buchner
untuk menghisap cairan yang masih ada dalam endapan. Selanjutnya mencuci
endapan dengan eter dimaksudkan agar memurnikan endapan kasein yang diperoleh.
Berdasarkan
hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu sapi yang digunakan
sebesar 5,442 gram Kasein yang diperoleh dari dalam susu sapi berwarna putih.
Hal ini hampir sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur, protein dalam
susu mencapai 35 gram dalam setiap liter susu sapi. Berdasarkan literatur jika dalam setiap 100 liter
sampel terdapat 35 gram kasein. Jikalau sampel yang digunakan adalah sebanyak
50 ml, ini berarti bahwa bobot kaseinnya adalah seharusnya sebanyak 1,75 gram.
Namun, dalam praktikum kali ini terdapat kasein dengan bobot 5,442 gram dengan
persentase 0,21768 %. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kesalahan dalam memcuci
sebelumnya. Atau masih ada yang tertinggal bahan-bahan lain yang bukan kasein.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ü
Percobaan isolasi kasein ini
menggunakan pengasaman oleh asam asetat
untuk mengendapkan kasein.
ü Pemisahan
kasein dengan protein lain dapat menggunakan etanol, di mana kasein tidak larut
dalam etanol sehingga tetap berada sebagai endapan sedangkan protein lain akan
melarut.
ü Berdasarkan
hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu sapi yang digunakan
sebesar 0,217 %.
5.2 Saran
ü Dalam
proses percobaan sebaiknya praktikan diharapkan dapat menjaga ketertiban
didalam ruangan praktikum agar praktikum yang dilaksanakan dengan baik.
ü Sebaiknya
alat-alat yang ada dilaboratorium, lebih dilengkapi lagi. Seperti alat
penangas, sehingga tidak perlu mengantri terlalu lama dalam melakukan
pemanasan.
ü Sebaiknya
praktikan lebih menguasai materi yang akan dipraktikumkan sebelum praktikum
berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, Chairil, 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:
Depdikbud
Ahyari, Jimmy.
2010. Isolasi Kasein (online). http://blogkita.info/isolasi-kasein/. Diakses
pada tanggal 05 November 2012
Andaiyani. 2011. Pengertian kasein (online). http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2119918-pengertian-kasein/.
Diakses
pada tanggal 05 November 2012
Belqis, Ratu. 2008. Kasei npada susu (online). http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/10/15/kasein-pada-susu/.
Diakses pasa tanggal 05 November 2012
Lehninger.1992. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta :UI-Press
LAPORAN
SEMENTARA
Hasil Pengamatan
No
|
Uraian
|
Bobot (gram)
|
1
|
Bobot kertas saring
mula-mula (a)
|
1,178
|
2
|
Bobot kertas saring +
kasein (b)
|
6,620
|
3
|
Bobot sampel (kasein) = (b)
– (a) = (C)
|
6,620 - 1,178 = 5,442
|
4
|
Rendemen kasein
|
2 x 5,442/ 50 ml
= 0,21768
|
Bengkulu, 30 November 2012
Co-Ass
Sukriyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar