Jumat, 19 Juni 2015

Si Jawara Pemendam Rasa



Ya aku memang si pemendam rasa. Aku berhasil bersembunyi dari batu yang kecil, dari daun yang kering. Mereka gagal menemukan persembunyianku. Mereka gagal menemukan jejakku. Ya, aku memang terkenal dengan si pemendam rasa.
Mereka bilang aku selalu bahagia. Mereka bilang hidupku sudah terlalu indah. Mereka bilang ya, aku sudah cukup bahagia dengan hidup sekarang. Mereka bilang, ya kamu enak, tinggal wisuda?
Haaahhh???
Apa kata mereka? Mereka tidak tau apa yang kurasakan sekarang. Mereka tidak tau sakitnya ku memendam rasa. Mereka tidak tau aku hampir tiada. Ya mereka memang tidak pernak tau. Karna aku adalah si pemendam rasa.
Ini tanggal berapa? ini bulan apa? ya kira-kira 3 minggu lagi. Toga? entahlah aku bingung. Aku bingung memulainya dari mana. Aku bingung Tuhan. Mereka hanya tidak tau saja. Sekali lagi akulah pemenang kontes si pemendam rasa.
Mamak, bapak, adek. Aku sayang kalian. Entah bagaimanapun aku mengungkapkannya aku tetap sayang kalian. Aku sayang kalian. Tuhan, aku sayang mereka.
Hei si pemendam rasa.. Apa kabarmu? sudahkan bangkit dari keterpurukan? Ya tinta. Aku belum bangkit. Aku masi berjalan dengan rasaku ini. Aku masi disini. Ya masih disini.
Hari ini hari jumat. Cuma sekedar memberi tahu saja. Kalo hari ini hari jumat. Aku setia dengan cucian yang mengantri. Kamar mandi yang sudah 4 bulan tidak disentuh. O MY GOD!!! bisa anda bayangkan sendiri. Yang paling seru dari semuanya itu adalah membersihkannya menggunakan sikat kain. Alhasil, tanganku jadi makanan di semen. (jangan dibayangkan kondisi kamar mandinya sebelum dibersihkan ya.. hahahha).
Saat aku menulis ini adalah malam hari. Niatku membuka laptop adalah ingin melanjutkan yang biasa dikerjakan mahasiswa tingkat akhir. Sebut saja dengan SKRIPSI. Ya, akhir – akhir ini si skripsi itu yang sering membuat aku menggalau. Kira  - kira tiga kali seminggu aku menghadap pembimbing tercinta. Alhasil. Aku pun bingung. Kenapa sampai sekarang belum seminar hasil juga. Ah, ga usah ingat – ingat skripsi dulu lah.
Alhasil karena stress mengingat skripsi. Jari melangkah dengan membuka sheet baru pada Microsoft Word. Tulisan ini menjadi saksinya, aku malas melanjutkan skripsi ku malam ini. Ya, si pemendam rasa melanjutkan rasa malasnya lagi. Setidaknya cerita ini sudah bersedia menerima ceritaku. Dan juga laptop ini tidak bosan dengan segala keluh kesahku. Terimakasih laptop. Aku yakin kamu sekarang sedang sedih. Aku juga tau, kamu selalu berteriak padaku. Setiap hari kamu berteriak memberiku semangat. Ayo Asima kerjakan skripsinya. Kata Laptopku. Hahahaha LOL.
Sekali lagi akulah sipemendam rasa yang paling berhasil sedunia. Akulah juara PEMENDAM RASA! J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar