Ya aku memang si
pemendam rasa. Aku berhasil bersembunyi dari batu yang kecil, dari daun yang
kering. Mereka gagal menemukan persembunyianku. Mereka gagal menemukan jejakku.
Ya, aku memang terkenal dengan si pemendam rasa.
Mereka bilang aku
selalu bahagia. Mereka bilang hidupku sudah terlalu indah. Mereka bilang ya,
aku sudah cukup bahagia dengan hidup sekarang. Mereka bilang, ya kamu enak,
tinggal wisuda?
Haaahhh???
Apa kata mereka? Mereka
tidak tau apa yang kurasakan sekarang. Mereka tidak tau sakitnya ku memendam
rasa. Mereka tidak tau aku hampir tiada. Ya mereka memang tidak pernak tau.
Karna aku adalah si pemendam rasa.
Ini tanggal berapa? ini
bulan apa? ya kira-kira 3 minggu lagi. Toga? entahlah aku bingung. Aku bingung
memulainya dari mana. Aku bingung Tuhan. Mereka hanya tidak tau saja. Sekali
lagi akulah pemenang kontes si pemendam rasa.
Mamak, bapak, adek. Aku
sayang kalian. Entah bagaimanapun aku mengungkapkannya aku tetap sayang kalian.
Aku sayang kalian. Tuhan, aku sayang mereka.
Hei si pemendam rasa..
Apa kabarmu? sudahkan bangkit dari keterpurukan? Ya tinta. Aku belum bangkit.
Aku masi berjalan dengan rasaku ini. Aku masi disini. Ya masih disini.
Hari ini hari jumat.
Cuma sekedar memberi tahu saja. Kalo hari ini hari jumat. Aku setia dengan
cucian yang mengantri. Kamar mandi yang sudah 4 bulan tidak disentuh. O MY
GOD!!! bisa anda bayangkan sendiri. Yang paling seru dari semuanya itu adalah
membersihkannya menggunakan sikat kain. Alhasil, tanganku jadi makanan di
semen. (jangan dibayangkan kondisi kamar mandinya sebelum dibersihkan ya..
hahahha).
Saat aku menulis ini
adalah malam hari. Niatku membuka laptop adalah ingin melanjutkan yang biasa
dikerjakan mahasiswa tingkat akhir. Sebut saja dengan SKRIPSI. Ya, akhir –
akhir ini si skripsi itu yang sering membuat aku menggalau. Kira - kira tiga kali seminggu aku menghadap
pembimbing tercinta. Alhasil. Aku pun bingung. Kenapa sampai sekarang belum
seminar hasil juga. Ah, ga usah ingat – ingat skripsi dulu lah.
Alhasil karena stress
mengingat skripsi. Jari melangkah dengan membuka sheet baru pada Microsoft
Word. Tulisan ini menjadi saksinya, aku malas melanjutkan skripsi ku malam ini.
Ya, si pemendam rasa melanjutkan rasa malasnya lagi. Setidaknya cerita ini
sudah bersedia menerima ceritaku. Dan juga laptop ini tidak bosan dengan segala
keluh kesahku. Terimakasih laptop. Aku yakin kamu sekarang sedang sedih. Aku
juga tau, kamu selalu berteriak padaku. Setiap hari kamu berteriak memberiku
semangat. Ayo Asima kerjakan skripsinya. Kata Laptopku. Hahahaha LOL.
Sekali lagi akulah
sipemendam rasa yang paling berhasil sedunia. Akulah juara PEMENDAM RASA! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar